Kamis, 30 Maret 2017

Kalimat yang paling dicintai Allah


Subhanallahi Wa Bihamdihi, Subhanallahil Azhim

(“Maha Suci Allah dengan segala pujian-Nya, Maha Suci Allah yang Maha Agung”)

Tasbih artinya mensucikan Allah Subhanahu wa Ta'ala dari segala hal yang tidak layak bagi-Nya. Adapun Subhanallahi Wa Bihamdihi maknanya aku bertasbih dengan memuji Allah Subhanahu wa Ta'ala. Maksud seseorang bertasbih dengan dzikir ini adalah
untuk mensucikan Allah Subhanahu wa Ta'ala dari sifat-sifat yang tidak layak bagi-Nya seperti bodoh, lemah, mati, ngantuk dan sifat-sifat yang serupa dengan makhluk-Nya sekaligus memuji-Nya dengan menetapkan sifat-sifat yang sempurna bagi-Nya. 
Habib Ahmad Masyhur bin Thaha al-Haddad rahimahullah menulis dalam karya beliau "Miftaahul Jannah" pada halaman 146 penjelasannya sebagai berikut:
"Dan kubentangkan kepada pembaca karanganku ini akan satu faedah yang telah aku peroleh dari sebagian awliya` mengenai ucapan dzikir Subhanallahi Wa Bihamdihi (سبحان الله و بحمده) 
Beliau menyatakan seperti berikut:
"Sesungguhnya penghayatan kepada makna  
Wa Bihamdihi (و بحمده) memasukkan orang yang berdzikir dengannya ke lapangan ma'rifah yang luas, yang dengannya diketahui akan rahasia penggandaan dan pertambahan amalan-amalan dan keberkatannya. Yang sedemikian itu adalah karena dhomir (ganti nama) pada kalimah Wa Bihamdihi (و بحمده) kembali kepada Allah jalla wa 'ala. Maka apabila engkau melafazkan Subhanallahi Wa Bihamdihi (سبحان الله و بحمده), yang engkau maksudkan ialah 'aku mensucikan-Nya dengan pujian-Nya (yakni aku memuji Allah dengan pujian Allah bagi diri-Nya).' Pujian-Nya bagi Diri-Nya itu qadim (tiada permulaan) karena Allah bersifat dengan Qidam dan kekal abadi dengan keabadian-Nya (yakni berkekalan selama-lamanya kerana Allah bersifat kekal abadi tiada kesudahan). Ini menjadikan ucapan tersebut tiada dapat dihinggakan bilangannya (bersifat tak terbatas) dan tiada dibatasi sembarang had batasan. Maka dengan ucapan tersebut, engkau memuji Allah dengan pujian-Nya sendiri bagi diri-Nya (yakni puji Qadim bagi Qadim) dan bukannya engkau memuji-Nya dengan pujian engkau sendiri." 
Lafal dzikir "Subhanallahi Wa Bihamdihi, Subhanallahil Azhim" adalah salah satu kalimat dzikir yang banyak di sebutkan dalam hadits-hadits Nabi Besar Muhammad Shollallahu 'alaihi wassallam.
    1. Rasulullah Saw bersabda,
      "Dua kalimat yang ringan diucapkan lidah, berat dalam timbangan, dan disukai (oleh) Allah Yang Maha Pengasih, yaitu kalimat Subhanallahi Wa Bihamdihi, Subhanallahil Azhim". (HR Bukhari dan Muslim).
    2. Rasulullah Saw bersabda,
      "Sesungguhnya sebaik-baik ucapan kepada Allah Subhanahu wa ta’ala adalah kalimat Subhanallahi Wa Bihamdihi.” (HR Muslim dan Tirmidzi)
    3. Diriwayatkan dari Abu Dzar ra, "Rasulullah pernah ditanya, 'Perkataan apa yang paling utama?'
      Beliau menjawab, 'Yang dipilih Allah dan dipilih bagi malaikat dan hamba-hamba-Nya, yaitu (kalimat) Subhanallahi Wa Bihamdihi” (HR Muslim)
    4. Diriwayatkan dari Abu Dzar ra, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepadaku,
      Maukah aku beritahukan kepadamu perkataan yang paling dicintai oleh Allah? Sesungguhnya perkataan yang paling dicintai oleh Allah adalah, Subhanallahi Wa Bihamdihi.” (HR. Muslim, no. 2731)
    5. Rasulullah Saw bersabda,
      “Barang siapa mengucapkan 'Subhanallahi Wa Bihamdihi' sebanyak seratus kali dalam sehari, ia akan diampuni segala dosanya sekalipun dosanya itu sebanyak buih di laut.” (HR Muslim dan Tirmidzi)
    6. Ibnu Umar ra meriwayatkan, "Bahwa suatu ketika Rasulullah Saw berkata kepada sahabatnya, 'Ucapkanlah 'Subhanallahi Wa Bihamdihi' sebanyak seratus kali. Barang siapa mengucapkan satu kali maka tertulis baginya sepuluh kebaikan, barangsiapa mengucapkannya sepuluh kali maka tertulis baginya seratus kebaikan, barangsiapa mengucapkannya seratus kali maka tertulis baginya seribu kebaikan. Barangsiapa menambahnya maka Allah pun akan menambahnya, dan barangsiapa memohon ampun, niscaya Allah akan mengampuninya.”
    7. Dalam musnad lmam Ahmad diceritakan, "Bahwa menjelang ajal Rasulullah Saw. Beliau memanggil putrinya dan berkata, 'Aku perintahkan engkau agar selalu mengucapkan 'Subhanallahi Wa Bihamdihi', karena kalimat tersebut merupakan doa seluruh makluk dan dengan kalimat itulah semua makluk mendapatkan limpahan rezeki.”
    8. Dari Sulaimana bin Yasar ra dari seorang laki-laki Anshor, "Bahwa Nabi Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda,  'Berkata Nabi Nuh 'alaihissallam kepada anaknya, 'Aku wasiatkan kepadamu dengan suatu wasiat yang aku ringkas agar engkau tidak melupakannya. Aku wasiatkan dengan dua hal dan aku larang dari dua hal.' Kemudian beliau menyebutkan diantara wasiatnya, 'Dan aku wasiatkan dengan Subhanallahi wa bihamdihi karena ia adalah do'anya para makhluk dan dengan dua kata itu makhluk diberikan rezeki."
      "Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tak ada sesuatupun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun." (QS. Al Isra':44). (HR. an-Nasai dan al-Bazzar)
       
    9. Abu Dzar ra berkata, “Aku bertanya kepada Rasulullah Saw 'amal apakah yang paling dicintai Allah SWT?'
      Beliau menjawab, 'Yang telah dipilih Allah untuk para Malaikat-Nya yaitu (kalimat) Subhanallahi Wa Bihamdihi, Subhanallahil Azhim.”
    10. Diriwayatkan dalam Shahih Bukhari, “Bahwa suatu ketika datang seorang lelaki mengeluhkan keadaannya kepada Rasulullah la berkata, 'Dunia ini telah berpaling dariku dan apa yang telah kuperoleh dari tanganku sangatlah sedikit.' Rasulullah bertanya padanya 'Apakah engkau tidak pernah membaca doa para Malaikat dan tasbihnya seluruh makluk yang dengan itu mereka mendapat limpahan rezeki?'
      Lelaki itu bertanya, 'Doa apa itu wahai Rasulullah?'
      Rasullullah menjawab, 'Subhanallahi Wa Bihamdihi, Subhanallahil Azhim, Astaghfirullah sebanyak seratus kali diantara waktu terbitnya fajar hingga menjelang waktu shalatmu, dengan itu dunia akan tunduk dan mendatangimu, dan Allah menciptakan dari setiap kalimat tersebut Malaikat yang selalu bertasbih kepada Allah hingga hari kiamat dan pahalanya diberikan untukmu.”
    11. Ummul Mukminin ‘Aisyah ra bercerita "Bahwa, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, di hari-hari terakhirnya,  banyak mengucapkan dzikir dan doa, 'Subhanallah wabihamdih, astaghfirullah, wa atubu ilaih', dan beliau bersabda, 'Sungguh Rabb-ku (Tuhan-ku) telah memberitahuku bahwa aku akan mendapatkan suatu tanda pada ummatku, dan Dia memerintahkan jika telah mendapatkannya agar aku bertasbih memuji-Nya dan beristighfar kepada-Nya, karena sungguh Dia Maha Penerima taubat, dan aku telah mendapatkannya.' lalu beliaupun membaca surah An-Nashr. 'Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan. Dan kamu lihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong, maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima taubat." (QS An Nashr) (HR. Ahmad dan Muslim).
    12. Dari Ummul Mukminin Juwairiyah ra, "Bahwa, sekali waktu Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam pernah pergi selepas shalat subuh, sementara aku dalam posisi duduk di tempat shalat sambil terus berdzikir. Lalu saat pada waktu dhuha (menjelang dzuhur), ternyata Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam masih mendapati aku tetap duduk berdzikir seperti semula. Maka Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam pun bertanya, 'Apakah kamu tetap duduk begini sambil berdzikir seperti saat aku tinggalkan ba'da subuh tadi?'. Aku menjawab, Benar. Lalu Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam melanjutkan sabda Beliau, 'Sesungguhnya, setelah meninggalkanmu tadi, Aku telah mengucapkan empat lafal dzikir, sebanyak tiga kali, yang bisa mengungguli seluruh dzikir yang kamu baca sejak subuh tadi, kalimat itu adalah, Subhanallahi wa bihamdihi ‘adada khalqihi, wa ridha nafsihi, wa zinata ’arsyihi, wa midada kalimatihi (Maha Suci Allah dengan segala pujian-Nya, sebanyak bilangan makhluk-Nya, sebesar ridha dari-Nya, seberat ‘Arasy-Nya dan sebanyak hitungan kalimat-Nya)” (HR Muslim)
    13. Rasulullah Saw bersabda,
      “Barang siapa yang mengucapkan 'Subhanallahi Wa Bihamdihi', maka baginya disiapkan tanaman pohon kurma di surga.“ (HR. Ibnu Hibban)
    14. Rasulullah Saw bersabda,
      “Barang siapa yang malam-malamnya digelisahkan oleh pikiran, barang siapa yang pelit untuk berinfak dan takut diserang musuh, maka banyak-banyaklah membaca 'Subhanallahi Wa Bihamdihi', karena kalimat itu lebih dicintai Allah daripada menginfakkan segunung emas dan perak di jalan Allah.“ (HR. Thabrani)