Hasbunallah wa ni'mal wakil
Cukuplah bagi kami Allah, sebaik-baik Pemelihara
Ibnu Jarir meriwayatkan dari Muktamar bin Sulaiman At Taimy, dari sebahagian sahabatnya, “Malaikat Jibril datang kepada Nabi Ibrahim saat terikat menjelang dilempar ke api yang besar dan berkata, 'Wahai Ibrahim, apakah kamu perlu bantuan?'
Nabi Ibrahim menjawab, 'Adapun bila kepadamu wahai Jibril maka aku tidak memerlukan bantuan'.
Lalu Nabi Ibrahimpun dilempar ke dalam api yang besar tersebut. Saat dilempar Nabi Ibrahim mengucapkan 'Hasbunallah wa ni'mal wakil' dan dengan Izin Allah maka api itu berubah menjadi dingin dan keselamatan bagi Nabi Ibrahim.
(Kitab Fathul Qodir, Imam Asy Syaukani)
'Hasbunallah wa ni'mal wakil' adalah kalimat yang juga di baca oleh Rasulullah saw dan para sahabatnya. Ketika Rasulullah dan para sahabatnya, yang dalam keadaan terluka setelah perang Uhud, kembali ke Madinah. Datanglah berita untuk menakut-nakuti beliau bahwa pasukan Quraisy lengkap dengan segala kekuatannya telah berkumpul dan siap untuk menyerang mereka.
Maka Rasulullah dan para sahabatnya mengucapkan 'Hasbunallah wa ni'mal wakil'. Rasulullah mengumpulkan semua pasukan yang sedang terluka untuk balik menyerang pasukan kafir Quraisy. Mereka menyusul sampai ke Badar dan Hamra’ul Asad tetapi pasukan kafir Quraisy telah lebih dahulu lari ke Makkah karena takut oleh Rasulullah dan pasukannya.
(Tafsir Ibnu Jarir Ath Thabary dan HR Bukhari)
Kalimat ini pulalah yang diucapkan oleh ‘Aisyah, isteri Rasulullah saw, saat beliau tertinggal dari rombongan Rasulullah sepulang dari peperangan bani Musthaliq.
Beliau tertinggal rombongan kemudian diantar pulang oleh Shafwan bin Mu’aththal ke Madinah. Akibatnya peristiwa itu menjadi fitnah besar di Madinah.
Ibnu Jarir Ath Thabari meriwayatkan bahwa Zainab ra dan ‘Aisyah ra saling membanggakan kemulian mereka. Zainab berkata, “Akulah yang pernikahannya (dengan Rasulullah), perintahnya langsung dari langit”. ‘Aisyah ra menimpali, “Akulah yang pembersihan nama baikku turun di dalam Al Quran, ketika aku dibawa oleh Ibnu Mu’aththal menunggang unta”. Zainab ra bertanya, “Wahai ‘Aisyah, apakah kalimat yang kamu ucapkan saat naik unta tersebut?”. ‘Aisyah ra menjawab, 'Hasbiyallah wa ni'mal wakil' (Cukuplah bagiku Allah, sebaik-baik Pemelihara). Maka selamatlah ‘Aisyah ra dari fitnah besar yang sangat buruk tersebut.
(Tafsir Ibnu Jarir Ath Thabary)
kalimat ini pula yang diucapkan oleh panglima perang Sa’ad bin Abi Waqqas, ketika akan menyeberang sungai Dijlah hendak menyerang dan merebut Persia.
“Ketika pasukan kaum muslimin di bawah pimpinan sahabat yang mulia Sa’ad bin Abi Waqqas hendak menyerang Persia, mereka berhadapan dengan sungai Dijlah. Dan semua pasukan belum pernah selama ini bertemu dengan sungai. Maka Sa’ad bin Abi Waqqas mengajak dan memerintahkan pasukannya masuk ke sungai untuk menyeberang ke Persia.
Beliau perintahkan pasukannya ketika akan masuk ke air sungai untuk mengucapkan:
'Nasta’inu billah, wa natawakkalu ‘alaih, hasbunallah wa ni'mal wakil, wa laa haula wa laa quwwata illa billahil Aliyyil ‘Azhim'
(Kepada Allah kita minta tolong dan kepadanya kita berserah, cukuplah bagi kita Allah sebaik-baik Pemelihara, tiada daya dan upaya melainkan dengan (pertolongan) Allah Yang Maha Tinggi dan Maha Agung).
Maka masuklah mereka ke dalam sungai semuanya. Tidak satupun yang tertinggal atau mundur. Mereka berjalan seolah-olah di atas tanah. Seluruh permukaan air penuh dengan kuda dan pasukan. Sampai-sampai air sungai dijlah tak terlihat lagi. Mereka berbicara di atas permukaan air bagaikan berbicara di atas tanah.
Yang demikian itu karena mereka sangat nyaman dan tenang serta yakin dengan pertolongan Allah. Dan karena panglima perang mereka adalah Sa’ad bin Abi Waqqas, salah seorang dari 10 sahabat yang dijamin masuk syurga. Tak satupun diantara pasukan itu yang tenggelam, kecuali seorang lelaki yang bernama Ghardaqah Al Bariqi, karena terjatuh dari kudanya. Tapi kemudian diselamatkan oleh Qa’qa’ bin Amr.
(Kitab al Bidayah wan Nihayah, Imam Ibnu Katsir)
Diriwayatkan oleh Abu sa’id, "Rasulullah saw telah bersabda, 'Bagaimana engkau bisa bersenang-senang? sementara Malaikat peniup sangkakala telah memasukkan sangkakala ke mulutnya dan telah siap bila sewaktu waktu mendengar perintah untuk meniupnya. Hal itu membuat risau para sahabat Rasulullah. Maka Beliau memerintahkan mereka, 'Bacalah, Hasbunallah wa ni'mal wakil ‘alallahi tawakkalna (Cukuplah bagi kami Allah, sebaik-baik Pemelihara, kepadaNyalah kami berserah).”
(HR Tirmidzi)
Asma “Al-Wakil” mengandung arti Yang Maha Pemelihara, Yang Maha Mengurus, Yang Maha Mewakili. Al-Wakil yaitu Allah Subhanahu wa ta'ala yang memelihara, menjaga dan mengurusi segala kebutuhan makhluk-Nya, baik itu dalam urusan dunia maupun urusan akhirat. Dia yang memelihara dan mengurus segala sesuatu yang dipasrahkan oleh hambaNya tanpa membiarkannya terbengkalai.
Dalam ajaran islam dikenal sebuah konsep yang dinamakan Tawakal atau tawakkul yang berarti mewakilkan atau menyerahkan. Tawakal berarti berserah atau berpasrah diri sepenuhnya kepada Allah Al-Wakil dan percaya sepenuh hati kepada kehendak Allah.
Hasbunallah wa ni'mal wakil, bila dimaknai dengan bahasa keseharian, maka bisa di maknai "Cukuplah hanya Allah saja sebagai penolong kami, Dia adalah yang sebaik-baik mengurus segala urusan kami." Segala urusan itu mencakup urusan hidup, mati, jodoh, rezeki, keselamatan dan semua urusan yang di luar kemampuan kita sebagai makhluk untuk mengaturnya.
Tawakal adalah tumpuan terakhir dalam suatu usaha atau perjuangan. Jadi arti tawakkal yang sebenarnya adalah berserah diri kepada Allah swt setelah berikhtiar dan berusaha sesuai dengan kemampuannya.
Dalam sebuah hadits, Seseorang berkata kepada Nabi Shollallahu ‘alaihi wa sallam, “Apakah aku lepaskan saja untaku kemudian aku bertawakkal?” Nabi bersabda, “Ikatlah kemudian bertawakkal kepada Allah.” (HR. Tirmidzi)