Sekitar tahun 2011 atau 2012, saya ama istri pernah liburan ke taman safari di bogor saat plg dr taman safari mampir makan malam dulu di daerah blok m, disitu istri saya tau2 nangis, saya bacain surat an nas dan al falaq tp ga ada pengaruh apa2. Sampe rmh saya baca2in lagi pake sholawat dan zikir ratib al haddad dan al athos, setiap sampe kalimat bacaan tertentu jinnya nangis tapi pas udah ganti bacaan lain jinnya ketawa terus ngedorong saya sambil ngomong "apaan sih".. jirr asli bikin kita ngedown.. akhirnya saya memutuskan utk sholat isya abis sholat saya berdoa pake bahasa indonesia yg isinya doanya saya pasrah ama Allah, saya akui segala kesalahan saya dan istri, dan menyatakan kalau saya itu lemah dan ga punya daya apa2 dan sangat butuh pertolongan dari Allah, intinya saya curhat dalam doa saya. Kemudian doa saya tutup dgn zikir la hawla wala quwwata illa billah sambil saya resapi makna kalimat zikir tersebut. Selesai berdoa saya bangun dari sajadah kemudian saya coba bangunkan istri saya mengingatkan untuk sholat isya, eh kagetnya istri saya ngerespon saya dan ternyata istri saya sudah sadar dari kesurupannya. Pas saya tanya dia sadar ga pas saat kesurupan dia bilang ga inget apa2..
Hikmahnya yg saya ambil dari pengalaman itu bahwa kita manusia itu lemah, bacaan zikir dan doa apapun itu hanyalah alat untuk ingat kepada Allah. Jangan menganggap doa dan bacaan zikir yg kita baca yg hebat tapi lupa kepada yg di zikiri yaitu Allah SWT.
Wallahu a'lam. 🙏
Jumat, 22 November 2019
Senin, 16 September 2019
La ilaha illallah
La ilaha illallah
"Tiada Tuhan Selain Allah"
Menurut Abdullah Ibnu Abbas, salah seorang sahabat Rasulullah SAW, La ilaha illallah bermakna tiada yang bisa mendatangkan manfaat atau bahaya kecuali Allah, tiada yang bisa memuliakan atau menghinakan kecuali Allah, tiada yang bisa memberi atau mencegah kecuali Allah.
Katakanlah: “Apakah kita akan menyeru selain daripada Allah, sesuatu yang tidak dapat mendatangkan kemanfaatan kepada kita dan tidak (pula) mendatangkan kemudharatan kepada kita dan (apakah) kita akan kembali ke belakang, sesudah Allah memberi petunjuk kepada kita, seperti orang yang telah disesatkan oleh syaitan di pesawangan yang menakutkan; dalam keadaan bingung, dia mempunyai kawan-kawan yang memanggilnya kepada jalan yang lurus (dengan mengatakan): “Marilah ikuti kami“. Katakanlah: “Sesungguhnya petunjuk Allah itulah (yang sebenarnya) petunjuk; dan kita disuruh agar menyerahkan diri kepada Tuhan semesta alam. (QS AL ANAM: 71)
Dan mereka menyembah selain daripada Allah apa yang tidak dapat mendatangkan kemudharatan kepada mereka dan tidak (pula) kemanfaatan, dan mereka berkata: “Mereka itu adalah pemberi syafa´at kepada kami di sisi Allah“. Katakanlah: “Apakah kamu mengabarkan kepada Allah apa yang tidak diketahui-Nya baik di langit dan tidak (pula) dibumi?“ Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dan apa yang mereka mempersekutukan (itu). (QS YUNUS: 18)
Dan janganlah kamu menyembah apa-apa yang tidak memberi manfaat dan tidak (pula) memberi mudharat kepadamu selain Allah; sebab jika kamu berbuat (yang demikian), itu, maka sesungguhnya kamu kalau begitu termasuk orang-orang yang zalim“. (QS YUNUS: 106)
Katakanlah: “Siapakah Tuhan langit dan bumi?“ Jawabnya: “Allah“. Katakanlah: “Maka patutkah kamu mengambil pelindung-pelindungmu dari selain Allah, padahal mereka tidak menguasai kemanfaatan dan tidak (pula) kemudharatan bagi diri mereka sendiri?“. Katakanlah: “Adakah sama orang buta dan yang dapat melihat, atau samakah gelap gulita dan terang benderang; apakah mereka menjadikan beberapa sekutu bagi Allah yang dapat menciptakan seperti ciptaan-Nya sehingga kedua ciptaan itu serupa menurut pandangan mereka?“ Katakanlah: “Allah adalah Pencipta segala sesuatu dan Dialah Tuhan Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa“. (QS AR RAD: 16)
Maka apakah mereka tidak memperhatikan bahwa patung anak lembu itu tidak dapat memberi jawaban kepada mereka, dan tidak dapat memberi kemudharatan kepada mereka dan tidak (pula) kemanfaatan? (QS THAHA: 89)
Ibrahim berkata: Maka mengapakah kamu menyembah selain Allah sesuatu yang tidak dapat memberi manfaat sedikitpun dan tidak (pula) memberi mudharat kepada kamu?“ (QS AL ANBIYA: 66)
Ia menyeru selain Allah, sesuatu yang tidak dapat memberi mudharat dan tidak (pula) memberi manfaat kepadanya. Yang demikian itu adalah kesesatan yang jauh. (QS AL HAJJ: 12)
Kemudian mereka mengambil tuhan-tuhan selain daripada-Nya (untuk disembah), yang tuhan-tuhan itu tidak menciptakan apapun, bahkan mereka sendiri diciptakan dan tidak kuasa untuk (menolak) sesuatu kemudharatan dari dirinya dan tidak (pula untuk mengambil) suatu kemanfaatanpun dan (juga) tidak kuasa mematikan, menghidupkan dan tidak (pula) membangkitkan. (QS AL FURQAN: 3)
Dan mereka menyembah selain Allah apa yang tidak memberi manfaat kepada mereka dan tidak (pula) memberi mudharat kepada mereka. Adalah orang-orang kafir itu penolong (syaitan untuk berbuat durhaka) terhadap Tuhannya. (QS AL FURQAN: 55)
Berkata Ibrahim: "Apakah berhala-berhala itu mendengar (doa)mu sewaktu kamu berdoa (kepadanya)?
atau (dapatkah) mereka memberi manfaat kepadamu atau memberi mudharat?“ Mereka menjawab: "(Bukan karena itu) sebenarnya kami mendapati nenek moyang kami berbuat demikian".
Dia (Ibrahim) berkata, “Apakah kamu memperhatikan apa yang kamu sembah, kamu dan nenek moyang kamu yang terdahulu?
Sesungguhnya mereka (apa yang kamu sembah) itu musuhku, lain halnya Tuhan seluruh alam, (yaitu) Yang telah menciptakan aku, maka Dia yang memberi petunjuk kepadaku, dan Yang memberi makan dan minum kepadaku, dan apabila aku sakit Dialah yang menyembuhkan aku, dan Yang akan mematikan aku, kemudian akan menghidupkan aku (kembali), dan Yang sangat kuinginkan akan mengampuni kesalahanku pada hari Kiamat.”
(QS ASY SYUARA: 72 - 82)
Selasa, 20 Agustus 2019
Hasbunallah wa ni'mal wakil
Hasbunallah wa ni'mal wakil
Cukuplah bagi kami Allah, sebaik-baik Pemelihara
Ibnu Jarir meriwayatkan dari Muktamar bin Sulaiman At Taimy, dari sebahagian sahabatnya, “Malaikat Jibril datang kepada Nabi Ibrahim saat terikat menjelang dilempar ke api yang besar dan berkata, 'Wahai Ibrahim, apakah kamu perlu bantuan?'
Nabi Ibrahim menjawab, 'Adapun bila kepadamu wahai Jibril maka aku tidak memerlukan bantuan'.
Lalu Nabi Ibrahimpun dilempar ke dalam api yang besar tersebut. Saat dilempar Nabi Ibrahim mengucapkan 'Hasbunallah wa ni'mal wakil' dan dengan Izin Allah maka api itu berubah menjadi dingin dan keselamatan bagi Nabi Ibrahim.
(Kitab Fathul Qodir, Imam Asy Syaukani)
'Hasbunallah wa ni'mal wakil' adalah kalimat yang juga di baca oleh Rasulullah saw dan para sahabatnya. Ketika Rasulullah dan para sahabatnya, yang dalam keadaan terluka setelah perang Uhud, kembali ke Madinah. Datanglah berita untuk menakut-nakuti beliau bahwa pasukan Quraisy lengkap dengan segala kekuatannya telah berkumpul dan siap untuk menyerang mereka.
Maka Rasulullah dan para sahabatnya mengucapkan 'Hasbunallah wa ni'mal wakil'. Rasulullah mengumpulkan semua pasukan yang sedang terluka untuk balik menyerang pasukan kafir Quraisy. Mereka menyusul sampai ke Badar dan Hamra’ul Asad tetapi pasukan kafir Quraisy telah lebih dahulu lari ke Makkah karena takut oleh Rasulullah dan pasukannya.
(Tafsir Ibnu Jarir Ath Thabary dan HR Bukhari)
Kalimat ini pulalah yang diucapkan oleh ‘Aisyah, isteri Rasulullah saw, saat beliau tertinggal dari rombongan Rasulullah sepulang dari peperangan bani Musthaliq.
Beliau tertinggal rombongan kemudian diantar pulang oleh Shafwan bin Mu’aththal ke Madinah. Akibatnya peristiwa itu menjadi fitnah besar di Madinah.
Ibnu Jarir Ath Thabari meriwayatkan bahwa Zainab ra dan ‘Aisyah ra saling membanggakan kemulian mereka. Zainab berkata, “Akulah yang pernikahannya (dengan Rasulullah), perintahnya langsung dari langit”. ‘Aisyah ra menimpali, “Akulah yang pembersihan nama baikku turun di dalam Al Quran, ketika aku dibawa oleh Ibnu Mu’aththal menunggang unta”. Zainab ra bertanya, “Wahai ‘Aisyah, apakah kalimat yang kamu ucapkan saat naik unta tersebut?”. ‘Aisyah ra menjawab, 'Hasbiyallah wa ni'mal wakil' (Cukuplah bagiku Allah, sebaik-baik Pemelihara). Maka selamatlah ‘Aisyah ra dari fitnah besar yang sangat buruk tersebut.
(Tafsir Ibnu Jarir Ath Thabary)
kalimat ini pula yang diucapkan oleh panglima perang Sa’ad bin Abi Waqqas, ketika akan menyeberang sungai Dijlah hendak menyerang dan merebut Persia.
“Ketika pasukan kaum muslimin di bawah pimpinan sahabat yang mulia Sa’ad bin Abi Waqqas hendak menyerang Persia, mereka berhadapan dengan sungai Dijlah. Dan semua pasukan belum pernah selama ini bertemu dengan sungai. Maka Sa’ad bin Abi Waqqas mengajak dan memerintahkan pasukannya masuk ke sungai untuk menyeberang ke Persia.
Beliau perintahkan pasukannya ketika akan masuk ke air sungai untuk mengucapkan:
'Nasta’inu billah, wa natawakkalu ‘alaih, hasbunallah wa ni'mal wakil, wa laa haula wa laa quwwata illa billahil Aliyyil ‘Azhim'
(Kepada Allah kita minta tolong dan kepadanya kita berserah, cukuplah bagi kita Allah sebaik-baik Pemelihara, tiada daya dan upaya melainkan dengan (pertolongan) Allah Yang Maha Tinggi dan Maha Agung).
Maka masuklah mereka ke dalam sungai semuanya. Tidak satupun yang tertinggal atau mundur. Mereka berjalan seolah-olah di atas tanah. Seluruh permukaan air penuh dengan kuda dan pasukan. Sampai-sampai air sungai dijlah tak terlihat lagi. Mereka berbicara di atas permukaan air bagaikan berbicara di atas tanah.
Yang demikian itu karena mereka sangat nyaman dan tenang serta yakin dengan pertolongan Allah. Dan karena panglima perang mereka adalah Sa’ad bin Abi Waqqas, salah seorang dari 10 sahabat yang dijamin masuk syurga. Tak satupun diantara pasukan itu yang tenggelam, kecuali seorang lelaki yang bernama Ghardaqah Al Bariqi, karena terjatuh dari kudanya. Tapi kemudian diselamatkan oleh Qa’qa’ bin Amr.
(Kitab al Bidayah wan Nihayah, Imam Ibnu Katsir)
Diriwayatkan oleh Abu sa’id, "Rasulullah saw telah bersabda, 'Bagaimana engkau bisa bersenang-senang? sementara Malaikat peniup sangkakala telah memasukkan sangkakala ke mulutnya dan telah siap bila sewaktu waktu mendengar perintah untuk meniupnya. Hal itu membuat risau para sahabat Rasulullah. Maka Beliau memerintahkan mereka, 'Bacalah, Hasbunallah wa ni'mal wakil ‘alallahi tawakkalna (Cukuplah bagi kami Allah, sebaik-baik Pemelihara, kepadaNyalah kami berserah).”
(HR Tirmidzi)
Asma “Al-Wakil” mengandung arti Yang Maha Pemelihara, Yang Maha Mengurus, Yang Maha Mewakili. Al-Wakil yaitu Allah Subhanahu wa ta'ala yang memelihara, menjaga dan mengurusi segala kebutuhan makhluk-Nya, baik itu dalam urusan dunia maupun urusan akhirat. Dia yang memelihara dan mengurus segala sesuatu yang dipasrahkan oleh hambaNya tanpa membiarkannya terbengkalai.
Dalam ajaran islam dikenal sebuah konsep yang dinamakan Tawakal atau tawakkul yang berarti mewakilkan atau menyerahkan. Tawakal berarti berserah atau berpasrah diri sepenuhnya kepada Allah Al-Wakil dan percaya sepenuh hati kepada kehendak Allah.
Hasbunallah wa ni'mal wakil, bila dimaknai dengan bahasa keseharian, maka bisa di maknai "Cukuplah hanya Allah saja sebagai penolong kami, Dia adalah yang sebaik-baik mengurus segala urusan kami." Segala urusan itu mencakup urusan hidup, mati, jodoh, rezeki, keselamatan dan semua urusan yang di luar kemampuan kita sebagai makhluk untuk mengaturnya.
Tawakal adalah tumpuan terakhir dalam suatu usaha atau perjuangan. Jadi arti tawakkal yang sebenarnya adalah berserah diri kepada Allah swt setelah berikhtiar dan berusaha sesuai dengan kemampuannya.
Dalam sebuah hadits, Seseorang berkata kepada Nabi Shollallahu ‘alaihi wa sallam, “Apakah aku lepaskan saja untaku kemudian aku bertawakkal?” Nabi bersabda, “Ikatlah kemudian bertawakkal kepada Allah.” (HR. Tirmidzi)
Jumat, 24 Mei 2019
Robbighfirli
Dalam Qur'an Surat Shod ayat 35. Nabi Sulaiman as berdoa kepada Allah di awali dengan kalimat istighfar "Rabbighfirli"
"Rabbighfirlii wahablii mulkan laa yanbaghii li-ahadin min ba’dii innaka antal wahhaabu."
Artinya:
"Ya Tuhanku, ampunilah aku dan anugerahkanlah kepadaku kerajaan yang tidak dimiliki oleh seorang juapun sesudahku, sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Pemberi."
Rabu, 24 April 2019
Hamdalah, Istighfar & Hauqolah
Rasulullah saw bersabda, "Barang siapa yang Allah pakaikan baginya kenikmatan hendaklah banyak mengucapkan alhamdulillah. Barang siapa yang banyak dosanya hendaklah beristighfar kepada Allah. Barang siapa yang lambat datang rezekinya hendaklah banyak mengucapkan la hawla wala quwwata illa billah (tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah)." (HR. Al-Thabrani)
Rasulullah saw bersabda, "Barangsiapa dikaruniai Allah kenikmatan hendaklah dia bertahmid (memuji) kepada Allah dan barangsiapa merasa diperlambat rezekinya hendaklah dia beristighfar kepada Allah. Barangsiapa dilanda kesusahan dalam suatu masalah hendaklah mengucapkan la hawla wala quwwata illa billahil 'aliyyil 'azhim (tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung)." (HR. Al-Baihaqi)
"Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah-lah (datangnya)." (QS. An Nahl: 53)
"Maka makanlah yang halal lagi baik dari rizki yang telah diberikan Allah kepadamu dan syukurilah nikmat Allah, jika kamu hanya kepadaNya saja menyembah." (QS. An Nahl: 114).
"Dan terhadap nikmat Tuhanmu maka hendaklah kamu menyebut-nyebutnya (dengan bersyukur)." (QS. Adh Dhuha: 11)
"Ingatlah kepadaKu, Aku juga akan ingat kepada kalian. Dan bersyukurlah kepadaKu, janganlah kalian kufur." (Qs. Al Baqarah: 152)
"Dan (ingatlah juga) tatkala Tuhanmu memaklumkan, 'Sesungguhnya jika kamu bersyukur pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu dan jika kamu mengingkari (nikmatKu) maka sesungguhnya azabKu sangat pedih." (QS Ibrahim: 7)
"Dan kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur." (QS. Ali Imran: 145)
"Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. An Nahl: 18)
"Maka aku katakan kepada mereka, ‘Mohonlah ampun kepada Tuhanmu sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, membanyakkan harta dan anak-anakmu, mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai." (QS. Nuh: 10-12)"Dan kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur." (QS. Ali Imran: 145)
"Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. An Nahl: 18)
Rasulullah saw bersabda,"Barang siapa memperbanyak istighfar, niscaya Allah akan memberikan jalan keluar bagi setiap kesedihannya, kelapangan untuk setiap kesempitannya dan rizki dari arah yang tidak disangka-sangka." (HR. Ahmad, Abu dawud, Ibnu Majah)
Rasulullah saw bersabda,"Sesungguhnya seseorang hamba benar-benar tersumbat rezekinya disebabkan suatu dosa yang dilakukannya. Dan tiada yang dapat menolak takdir selain doa. Dan tiada yang dapat menambah usia selain dari kebaikan." (HR. Ahmad)
"Apabila mereka telah mendekati akhir idahnya, maka rujukilah mereka dengan baik atau lepaskanlah mereka dengan baik dan persaksikanlah dengan dua orang saksi yang adil di antara kamu dan hendaklah kamu tegakkan kesaksian itu karena Allah. Demikianlah diberi pengajaran dengan itu orang yang beriman kepada Allah dan hari akhirat. Barang siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan (yang dikehendaki)-Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu." (QS Ath-Thalaq: 2-3)
Imam Nasai dan Imam Ibnu Majah meriwayatkannya melalui hadis Sufyan As-Sauri dengan sanad yang sama. Muhammad ibnu Ishaq mengatakan bahwa,
"Apabila mereka telah mendekati akhir idahnya, maka rujukilah mereka dengan baik atau lepaskanlah mereka dengan baik dan persaksikanlah dengan dua orang saksi yang adil di antara kamu dan hendaklah kamu tegakkan kesaksian itu karena Allah. Demikianlah diberi pengajaran dengan itu orang yang beriman kepada Allah dan hari akhirat. Barang siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan (yang dikehendaki)-Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu." (QS Ath-Thalaq: 2-3)
"Malik Al-Asyja'i datang kepada Rasulullah Saw, lalu melaporkan kepada beliau bahwa salah seorang anaknya yang bernama Auf ditawan oleh musuh. Maka Rasulullah Saw bersabda kepadanya, 'Sampaikanlah kepadanya, bahwa sesungguhnya Rasulullah menganjurkan kepadamu untuk memperbanyak ucapan la hawla wala quwwata illa billah' (tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah). Tersebutlah bahwa kaum musyrik telah mengikat anak Malik itu pada sebuah tiang, lalu tiang itu roboh dan ia dapat melepaskan diri dari ikatannya. Maka ia keluar melarikan diri. Tiba-tiba ia menjumpai seekor unta milik mereka, maka ia langsung menaikinya dan memacunya. Ketika di tengah jalan ia menjumpai sekumpulan ternak yang banyak jumlahnya milik kaum yang telah menawannya dan yang telah mengikatnya. Lalu ia menggiring ternak unta itu hingga semua ternak unta lari mengikutinya tanpa ada seekor unta pun yang tertinggal.
Tiada yang mengejutkan kedua orang tuanya kecuali seruan anaknya di depan pintu rumah mereka. Maka ayahnya berkata, 'Dia Auf, demi Tuhan yang memiliki Ka'bah.' Dan ibunya berkata, 'Waduh, hebatnya si Auf, padahal dia telah diikat pada tiang oleh musuhnya.' Lalu keduanya berebutan menuju ke pintu rumah dan juga pelayan keduanya, tiba-tiba mereka melihat Auf telah tiba dengan membawa ternak unta yang memenuhi halaman rumah mereka. Kemudian Auf menceritakan kepada kedua orang tuanya nasib yang dialaminya dan perihal ternak unta yang dibawanya itu. Maka ayahnya berkata, 'Tahanlah sikapmu berdua, aku akan menghadap terlebih dahulu kepada Rasulullah Saw. untuk menanyakan apa yang harus kita lakukan dengan ternak unta ini.' Ayahnya datang menghadap kepada Rasulullah Saw, lalu menceritakan kepadanya berita tentang Auf anaknya dan ternak unta yang dibawanya. Maka Rasulullah Saw. bersabda, 'Berbuatlah sesuka hatimu dengan ternak unta itu, ternak unta itu sekarang telah menjadi milikmu.' Lalu turunlah firman Allah SWT yang mengatakan, 'Barang siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar, dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya." (Ath-Thalaq: 2-3)
Tiada yang mengejutkan kedua orang tuanya kecuali seruan anaknya di depan pintu rumah mereka. Maka ayahnya berkata, 'Dia Auf, demi Tuhan yang memiliki Ka'bah.' Dan ibunya berkata, 'Waduh, hebatnya si Auf, padahal dia telah diikat pada tiang oleh musuhnya.' Lalu keduanya berebutan menuju ke pintu rumah dan juga pelayan keduanya, tiba-tiba mereka melihat Auf telah tiba dengan membawa ternak unta yang memenuhi halaman rumah mereka. Kemudian Auf menceritakan kepada kedua orang tuanya nasib yang dialaminya dan perihal ternak unta yang dibawanya itu. Maka ayahnya berkata, 'Tahanlah sikapmu berdua, aku akan menghadap terlebih dahulu kepada Rasulullah Saw. untuk menanyakan apa yang harus kita lakukan dengan ternak unta ini.' Ayahnya datang menghadap kepada Rasulullah Saw, lalu menceritakan kepadanya berita tentang Auf anaknya dan ternak unta yang dibawanya. Maka Rasulullah Saw. bersabda, 'Berbuatlah sesuka hatimu dengan ternak unta itu, ternak unta itu sekarang telah menjadi milikmu.' Lalu turunlah firman Allah SWT yang mengatakan, 'Barang siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar, dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya." (Ath-Thalaq: 2-3)
Minggu, 17 Maret 2019
Astaghfirullah...
Astaghfirullaah...
Astaghfirullaah...
Astaghfirullaah...
Ampuni aku Ya Allah atas lalainya hati ini dari mengingatMu...
Ampuni aku Ya Allah atas segala kesalahan yang kuperbuat saat beribadah kepadaMu...
Ampuni aku Ya Allah atas kebodohan dan kemalasanku...
Ampuni aku Ya Allah karena telah sombong merasa diri ini hebat...
Ampuni aku Ya Allah karena merasa diri ini tidak pernah berdosa kepadaMu...
Ampuni aku Ya Allah karena tidak bisa mengingat dosa-dosa yang pernah kuperbuat kepadaMu...
Ampuni aku Ya Allah atas segala perbuatan burukku terhadap makhluk-makhlukMu...
Ampuni aku Ya Allah atas segala lintasan pikiran burukku...
Ampuni aku Ya Allah karena tidak bersyukur atas limpahan nikmatMu...
Ampuni aku Ya Allah karena selalu mengeluh terhadap keputusan dan kehendakMu...
Ampuni aku Ya Allah karena tidak bisa merenungi keAgunganMu...
Ampuni aku Ya Allah dari kerasnya hati ini akibat banyaknya dosa...
Ampuni aku Ya Allah karena kalah oleh hawa nafsuku...
Ampuni aku Ya Allah karena kecenderunganku terhadap maksiat...
Ampuni aku Ya Allah atas segala maksiat yang pernah kuperbuat...
Ampuni aku Ya Allah atas segala perbuatanku yang bisa mendatangkan kemurkaanMu..
Ampuni aku Ya Allah karena telah menzholimi diriku sendiri dengan dosa-dosa...
Ampuni aku Ya Allah karena tidak bisa menjalankan segala perintahMu...
Ampuni aku Ya Allah karena selalu melanggar laranganMu...
Astaghfirullaah...
Astaghfirullaah...
Ampuni aku Ya Allah atas lalainya hati ini dari mengingatMu...
Ampuni aku Ya Allah atas segala kesalahan yang kuperbuat saat beribadah kepadaMu...
Ampuni aku Ya Allah atas kebodohan dan kemalasanku...
Ampuni aku Ya Allah karena telah sombong merasa diri ini hebat...
Ampuni aku Ya Allah karena merasa diri ini tidak pernah berdosa kepadaMu...
Ampuni aku Ya Allah karena tidak bisa mengingat dosa-dosa yang pernah kuperbuat kepadaMu...
Ampuni aku Ya Allah atas segala perbuatan burukku terhadap makhluk-makhlukMu...
Ampuni aku Ya Allah atas segala lintasan pikiran burukku...
Ampuni aku Ya Allah karena tidak bersyukur atas limpahan nikmatMu...
Ampuni aku Ya Allah karena selalu mengeluh terhadap keputusan dan kehendakMu...
Ampuni aku Ya Allah karena tidak bisa merenungi keAgunganMu...
Ampuni aku Ya Allah dari kerasnya hati ini akibat banyaknya dosa...
Ampuni aku Ya Allah karena kalah oleh hawa nafsuku...
Ampuni aku Ya Allah karena kecenderunganku terhadap maksiat...
Ampuni aku Ya Allah atas segala maksiat yang pernah kuperbuat...
Ampuni aku Ya Allah atas segala perbuatanku yang bisa mendatangkan kemurkaanMu..
Ampuni aku Ya Allah karena telah menzholimi diriku sendiri dengan dosa-dosa...
Ampuni aku Ya Allah karena tidak bisa menjalankan segala perintahMu...
Ampuni aku Ya Allah karena selalu melanggar laranganMu...
Rabu, 16 Januari 2019
Amalan sholawat untuk keluasan rezeki
Begitu banyak fadilah dari sholawat kepada Nabi Muhammad SAW sehingga amalan ini termasuk yang dianjurkan untuk di perbanyak oleh para ulama.
Beberapa diantara fadilah dari sholawat adalah untuk mendatangkan hajat dan meluaskan rezeki bagi pengamalnya.
Banyak para ulama salaf yang mengabadikan kisah-kisah tentang keajaiban sholawat dalam kitab-kitab mereka agar ummat generasi selanjutnya dapat memetik hikmah dari kisah-kisah tersebut sekaligus untuk memberikan motivasi agar memperbanyak sholawat kepada nabi Muhammad SAW.
Beberapa ulama abad ini yang pernah mengisahkan pengalaman mereka tentang sholawat dan menganjurkan amalan sholawat untuk keluasan rezeki antara lain,
KH Mahrus Ali, Lirboyo
KH Bisri Musthofa, Rembang
KH Masduki Machfudz, Mergosono
Alhabib Saggaf bin Mahdi, Parung Bogor
KH Abdul Ghofur, Lamongan
Alhabib Novel Alaydrus, Solo
Ustadz Yusuf Mansur, Jakarta.
Dan banyak lagi yang penulis tidak bisa sebutkan satu persatu.
Berikut adalah salah satu tata cara pengamalan sholawat untuk keluasan rezeki oleh Alhabib Saggaf bin Mahdi, Parung Bogor.
Yaitu dengan membaca sholawat berikut,
"Allahumma sholli 'ala sayyidina Muhammad wa 'ala ali sayyidina Muhammad"
Dimana sholawat tersebut dibaca sebanyak 400 kali setelah sholat isya. Mengamalkannya tidak harus sambil duduk tapi bisa di amalkan sambil beraktifitas.
Dimana beliau (habib Saggaf bin Mahdi) mendapatkan ijazah amalan sholawat ini dari salah satu guru beliau, seorang ulama yang telah mencapai tahap makrifat, di Aljazair. Menurut guru beliau siapa yang mengamalkan amalan ini seolah-olah seperti mempunyai pohon uang di depan rumahnya.
Wallahu a'lam bis showab
Beberapa diantara fadilah dari sholawat adalah untuk mendatangkan hajat dan meluaskan rezeki bagi pengamalnya.
Banyak para ulama salaf yang mengabadikan kisah-kisah tentang keajaiban sholawat dalam kitab-kitab mereka agar ummat generasi selanjutnya dapat memetik hikmah dari kisah-kisah tersebut sekaligus untuk memberikan motivasi agar memperbanyak sholawat kepada nabi Muhammad SAW.
Beberapa ulama abad ini yang pernah mengisahkan pengalaman mereka tentang sholawat dan menganjurkan amalan sholawat untuk keluasan rezeki antara lain,
KH Mahrus Ali, Lirboyo
KH Bisri Musthofa, Rembang
KH Masduki Machfudz, Mergosono
Alhabib Saggaf bin Mahdi, Parung Bogor
KH Abdul Ghofur, Lamongan
Alhabib Novel Alaydrus, Solo
Ustadz Yusuf Mansur, Jakarta.
Dan banyak lagi yang penulis tidak bisa sebutkan satu persatu.
Berikut adalah salah satu tata cara pengamalan sholawat untuk keluasan rezeki oleh Alhabib Saggaf bin Mahdi, Parung Bogor.
Yaitu dengan membaca sholawat berikut,
"Allahumma sholli 'ala sayyidina Muhammad wa 'ala ali sayyidina Muhammad"
Dimana sholawat tersebut dibaca sebanyak 400 kali setelah sholat isya. Mengamalkannya tidak harus sambil duduk tapi bisa di amalkan sambil beraktifitas.
Dimana beliau (habib Saggaf bin Mahdi) mendapatkan ijazah amalan sholawat ini dari salah satu guru beliau, seorang ulama yang telah mencapai tahap makrifat, di Aljazair. Menurut guru beliau siapa yang mengamalkan amalan ini seolah-olah seperti mempunyai pohon uang di depan rumahnya.
Wallahu a'lam bis showab
Minggu, 13 Januari 2019
Zikir tasbih untuk ketenangan hati
“Orang-orang yang beriman, hati mereka menjadi tenang dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenang”
(Qs. Ar-Ra’du: 28)
Salah satu kalimat zikir yang dicintai oleh Allah adalah kalimat tasbih.
Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam bersabda, "Ada empat ucapan yang paling disukai oleh Allah. Subhanallah (Maha Suci Allah), Alhamdulillah (Segala puji bagi Allah), La ilaha illallah (Tiada Tuhan selain Allah) dan Allahu akbar (Allah Maha Besar). Tidak masalah bagimu dengan yang mana saja kamu mulai." (HR Muslim)
Kalimat tasbih juga termasuk dalam al-Baqiyatus Sholihah (amal kebaikan yang kekal)
“Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amal kebaikan yang kekal (al-Baqiyatus Sholihah) lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan.”
“Dan Allah akan menambah petunjuk kepada mereka yang telah mendapat petunjuk. Amal kebaikan yang kekal (al-Baqiyatus Sholihah) itu lebih baik pahalanya di sisi Tuhan-mu dan lebih baik kesudahannya.”
Dari Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu berkata,
Berzikir dengan kalimat tasbih sambil menghayati makna yang terkandung di dalamnya akan memberikan pengaruh yang positif seperti ketenangan, kesejukan dan kelapangan di hati. Hati yang tenang membuat emosi menjadi stabil, pikiran menjadi jernih dan tubuh terasa ringan.
Penulis merasakan fadilah dari kalimat tasbih ini sangat mujarab untuk menenangkan hati dan meredakan emosi yang bergejolak. Kalimat tasbih ini juga sangat pendek sehingga ringan untuk di amalkan dalam kegiatan sehari-hari. Semoga Allah melembutkan hati kita dan memberi kekuatan untuk istiqomah dalam berzikir kepadaNya. Amin.
“Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amal kebaikan yang kekal (al-Baqiyatus Sholihah) lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan.”
(Qs. Al-Kahfi: 46)
“Dan Allah akan menambah petunjuk kepada mereka yang telah mendapat petunjuk. Amal kebaikan yang kekal (al-Baqiyatus Sholihah) itu lebih baik pahalanya di sisi Tuhan-mu dan lebih baik kesudahannya.”
(Qs. Maryam: 76)
Dari Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu berkata,
"Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
'al-Baqiyatus Sholihah adalah La ilaha illallah (Tiada Tuhan selain Allah), Subhanallah (Maha Suci Allah), Allahu akbar (Allah Maha Besar), Alhamdulillah (Segala puji bagi Allah) dan La hawla wala quwwata illabillah (Tiada daya dan upaya kecuali dengan pertolongan Allah)." (Hadits ini ditakhrij oleh Imam an-Nasa'i. Imam Ibnu Hibban dan Al-Hakim telah menshohihkannya)
Rasulullah shollallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Ambillah perisai kalian (untuk melindungi) dari api neraka. Ucapkanlah, Subhanallah (Maha Suci Allah), Alhamdulillah (Segala puji bagi Allah), La ilaha illallah (Tiada Tuhan selain Allah) dan Allahu akbar (Allah Maha Besar) karena kalimat-kalimat ini akan datang pada hari kiamat sebagai perisai dari arah depan dan dari arah belakang. Kalimat-kalimat ini adalah al-Baqiyatus Sholihah." (HR Hakim dan an-Nasa'i)
Abdur Razzaq mengatakan, "Telah menceritakan kepada kami Ma’mar ibnu Rasyid, dari Yahya ibnu Abu Kasir, dari Abu Salamah ibnu Abdur Rahman, dari Abu Darda yang mengatakan, 'Bahwa pada suatu hari Rasulullah shollallahu 'alaihi wasallam duduk, lalu memungut sebatang kayu yang telah kering dan membuang dedaunannya, beliau kemudian bersabda, 'Sesungguhnya ucapan, La ilaha illallah (Tiada Tuhan selain Allah), Allahu akbar (Allah Maha Besar), Subhanallah (Maha Suci Allah) dan Alhamdulillah (Segala puji bagi Allah) dapat menggugurkan dosa-dosa sebagaimana angin menggugurkan dedaunan pohon (yang telah kering) ini. Wahai Abu Darda, ambillah olehmu sebelum kamu dihalang-halangi untuk dapat mengucapkannya. Kalimat-kalimat ini merupakan al-Baqiyatus Sholihah dan ia merupakan perbendaharaan surga." (HR Ibnu Majah)
Kalimat tasbih termasuk sedekah.
Rasulullah shollallahu 'alaihi wasallam bersabda,
Rasulullah shollallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Ambillah perisai kalian (untuk melindungi) dari api neraka. Ucapkanlah, Subhanallah (Maha Suci Allah), Alhamdulillah (Segala puji bagi Allah), La ilaha illallah (Tiada Tuhan selain Allah) dan Allahu akbar (Allah Maha Besar) karena kalimat-kalimat ini akan datang pada hari kiamat sebagai perisai dari arah depan dan dari arah belakang. Kalimat-kalimat ini adalah al-Baqiyatus Sholihah." (HR Hakim dan an-Nasa'i)
Abdur Razzaq mengatakan, "Telah menceritakan kepada kami Ma’mar ibnu Rasyid, dari Yahya ibnu Abu Kasir, dari Abu Salamah ibnu Abdur Rahman, dari Abu Darda yang mengatakan, 'Bahwa pada suatu hari Rasulullah shollallahu 'alaihi wasallam duduk, lalu memungut sebatang kayu yang telah kering dan membuang dedaunannya, beliau kemudian bersabda, 'Sesungguhnya ucapan, La ilaha illallah (Tiada Tuhan selain Allah), Allahu akbar (Allah Maha Besar), Subhanallah (Maha Suci Allah) dan Alhamdulillah (Segala puji bagi Allah) dapat menggugurkan dosa-dosa sebagaimana angin menggugurkan dedaunan pohon (yang telah kering) ini. Wahai Abu Darda, ambillah olehmu sebelum kamu dihalang-halangi untuk dapat mengucapkannya. Kalimat-kalimat ini merupakan al-Baqiyatus Sholihah dan ia merupakan perbendaharaan surga." (HR Ibnu Majah)
Kalimat tasbih termasuk sedekah.
Rasulullah shollallahu 'alaihi wasallam bersabda,
“Setiap kalimat tasbih (Subhanallah) adalah sedekah, takbir (Allahu akbar) adalah sedekah, tahmid (Alhamdulillah) adalah sedekah, tahlil (La ilaha illallah) adalah sedekah, menyuruh kepada kebaikan adalah sedekah, mencegah kepada kemunkaran adalah sedekah dan berhubungan suami istri yang halal di antara kalian adalah sedekah.” (HR Muslim)
Makna yang terkandung dalam kalimat tasbih, Subhanallah (Maha Suci Allah), adalah Allah itu suci dari segala kekurangan (sifat-sifat yang tidak layak bagiNya) dan dari segala sesuatu yang buruk yang ditujukan kepadaNya. Termasuk prasangka buruk kita sebagai makhluk ciptaanNya kepada Dia, Allah, Tuhan Pencipta alam semesta. Seperti, menganggap bahwa Allah telah berbuat tidak adil terhadap dia, Allah telah menyempitkan dirinya, Allah tidak menjawab doa-doanya, Allah tidak memberinya jalan keluar dan lain sebagainya. Maha Suci Allah dari segala perkataan dan persangkaan yang buruk. Saat kita berada di tengah situasi yang tidak menyenangkan, maka bertasbihlah dan hilangkan segala prasangka buruk kita kepada Allah. Sesungguhnya apapun yang terjadi maka itu adalah ketentuan dari Allah dan Allah tidak menghendaki selain kebaikan untuk kita. Dengan berprasangka baik kepada Allah berarti kita ridho dengan ketentuan Allah.Berzikir dengan kalimat tasbih sambil menghayati makna yang terkandung di dalamnya akan memberikan pengaruh yang positif seperti ketenangan, kesejukan dan kelapangan di hati. Hati yang tenang membuat emosi menjadi stabil, pikiran menjadi jernih dan tubuh terasa ringan.
Penulis merasakan fadilah dari kalimat tasbih ini sangat mujarab untuk menenangkan hati dan meredakan emosi yang bergejolak. Kalimat tasbih ini juga sangat pendek sehingga ringan untuk di amalkan dalam kegiatan sehari-hari. Semoga Allah melembutkan hati kita dan memberi kekuatan untuk istiqomah dalam berzikir kepadaNya. Amin.
Wallahu a'lam bis showab.
Langganan:
Postingan (Atom)